Kamis, 17 September 2009

Paguyuban Wirausaha Mrinen Krajan

Selama hampir lima dekade setelah percaturan perekonomian Indonesia bertumbuh, maka bertumbuh pula perekonomian di desa Mrinen. Desa yang dahulu kondang sebagai sentra kaleng terbesar di Kecamatan Kutowinangun, kini selain mempertahankan "gelar", juga mulai melebarkan sayap ke beberapa aspek perekonomian lain, seperti perdagangan dan home industri. Data ARMIKA mencatat selama lima tahun terakhir (2004-2009) terdapat beberapa badan wirausaha yang telah turut serta membantu berjalannya proses kegiatan remaja ARMIKA dan segenap kegiatan umum desa. Berikut adalah nama-nama badan wirausaha yang tergabung dalam PAWIMKA (Paguyuban Wirausaha Mrinen Krajan).

Berikut adalah nama-nama anggota PAWIMKA:
WARUNG SOTO MBAK SITI
GSP COLLECTION
THAMBORE STUDIO
PUTRA SARI KRIPIK
PT. SUMBER AMPAS
WARUNG MBAK MIN
CIMOL MAUT SUJATMAN
WARUNGG MBAK BANDINGAH
MADI AGROMINA
PUTRA SARI KOMPOR
LANDASAN UDARA ADI SASONGKO
WARUNG MOMON LEMON
PUTRA SARI DANDANG
LENI MARYATUN TAYLOR
SOUND SYSTEM MAS SUTRAS

Selasa, 08 September 2009

Grup Rebana Al-Hikmah

ANGKATAN PERINTIS REBANA AL-HIKMAH

Kesenian rebana masuk di Masjid Al-Hikmah pertama kali digagas oleh Mbah Kaji Ngusman sekitar tahun 1995. Beliau mengumpulkan anak-anak lelaki yang masih duduk di bangku SD untuk berlatih rebana di masjid dengan mendatangkan pelatih rebana dari desa Penularan. Tak banyak yang berminat untuk latihan bermain alat musik terbang ini. Akhirnya, tak lama kemudian, program latihan rebana ini pun terpaksa kandas. Bukan hanya lantaran sedikit murid, tapi juga karena pelatih rebana yang biasa mengajar dikabarkan mati gantung diri. Beberapa waktu setelah itu, sebuah momentum telah menggugah kembali semangat anak-anak yang dahulu pernah belajar rebana di Masjid untuk kembali mengaktifkan rebana Al-Hikmah yang sempat urung di masa lampau. Slamet, Kiki, dan Dapit; mantan murid rebana Al-Hikmah yang tergugah hatinya pun segera menyingkirkan debu-debu tebal yang melekat di tubuh alat musik terbang yang terbaring di kolong ranjang Mbah Kaji Ngusman. Maka, berdirilah grup Rebana Al-Hikmah untuk pertama kalinya.

Sekitar 2 tahun berlatih dan berkembang, Grup Rebana Al-Hikmah yang semula digawangi oleh Slamet, Dapit, dan Kiki, lambat laun mulai menambah anggota baru. Dengan bertambahnya anggota, berarti kelengkapan alat instrumen rebana pun disesuaikan. Akhirnya, setelah dibantu dan dibina oleh Ta'mir Mesjid, terwujudlah kanggotaan Grup Rebana Al-Hikmah beserta posisi instrumennya. Kiki,Slamet, dan Dapit masing-masing pada tiga terbang utama; Pamuji pada rolling (drum); Dedi pada jidur; Wiwit pada icik-icik (tamborin); Nano sebagai vokalis utama; serta beberapa anak putri sebagai pembantu vokalis atau koor. Pada saat itu, para anggotanya masih duduk di bangku SD dan SMP.

Momentum pertama penampilan Grup Rebana Al-Hikmah adalah di perlombaan rebana antar pedukuhan di Balai Desa Mrinen yang diadakan oleh PKK desa. Dewan Juri sengaja diambil dari luar untuk menghindari faktor nepotisme penilaian. Meskipun tampil dengan dandanan paling sederhana dan kelengkapan instrumen yang paling minim, Grup Rebana Al-hHikmah berhasil membawakan lagu-lagu arab-islami dengan penuh kesyahduan. Lantunan lagu bertajuk Ummi karya Hadad ALwi (cinta rasul) yang dibawakan oleh duet Nano dan Indri kala itu berhasil menyihir suasana haru di ruangan perlombaan dan akhirnya membawa Grup ebana Al-Hikmah menjadi penyandang juara utama. Momentum kemenangan itu telah menjadi titik semangat untuk meneruskan perjuangan mereka melestarikan kesenian rebana di desa mrinen. Dan sejak saat itu pula, rebana menjadi sesuatu yang populer di masyarakat Mrinen khususnya, dan telah membawa perkembangan yang berarti bagi sepak terjang Grup Rebana Al-Hikmah di masa mendatang.

Sekitar tahun 2000, instrumen organ ditambahkan sebagai pelengkap dan dipegng oleh Seto (blogger). Ketika itu, keanggotaan Grup Rebana Al-Hikmah senior sudah tersusun lengkap. Terdiri dari delapan anggota (seperti yang terpampang di foto utama): Kiki (terbang 3), Pamuji (rolling), Slamet (terbang 1), Wiwit (icik-icik), Dapit (terbang 2 & vokal), Seto (organ), Dedi (jidur), serta Nano sang vokal (berhalangan hadir saat pemotretan).

ANGKATAN KEDUA REBANA AL-HIKMAH

Angkatan kedua direkrut tidak lama setelah angkatan perintis terbentuk. Mereka terdiri dari anak-anak seangkatan yang pada awal perekrutannya rata-rata masih duduk di bangku sekolah dasar. Setelah tahun 2002, sebagian anggota perintis pergi merantau dan terpaksa meninggalkan grup untuk mengejar cita-cita. Angkatan kedua dibentuk untuk mengisi kekosongan posisi instrumen serta untuk melatih generasi rebana yang baru. Angkatan kedua terdiri dari: Ijal (vokal/organ), Nunuk (pembantu vokal), Wawan (pembantu vokal), Agus (terbang 1), Widi (terbang 2), Oji (terbang 3), Dwi (icik-icik), N'dae (ketipung), Tri (rolling), dan Bangun (jidur). Angkatan kedua masih tetap bertahan hingga blog ini ditulis, meskipun angkatan ketiga telah dibentuk.

ANGKATAN KETIGA REBANA AL-HIKMAH

Angkatan ketiga Rebana Al-Hikmah merupakan angkatan penerus dan generasi yang paling mapan dari segi teknis dan kelengkapan instrumen. Pada era angkatan ketiga ini pula mulai ada istilah "sewa" guru pengajar untuk menambah khazanah ketukan Rebana serta untuk mempersiapkan diri dalam kompetisi-kompetisi Rebana yang mulai diadakan secara profesional, baik untuk kalangan murid SD maupun umum.

Angkatan ketiga merekrut anak-anak yang masih SD antara kelas 4-6 dan SMP. Angkatan ini dibentuk tidak secara resmi sekitar tahun 2006 akhir. Mereka beranggotakan: Rudi,Ardi,Dias,Fiki,Januar,Iqbal,Saroji,Insan,Diva,dan Alvin. Pada era angkatan ketiga ini, hanya Dapit dan Seto yang bertahan sebagai pengasuh dan pelatih generasi ketiga ini.

Minggu, 06 September 2009

ARMIKA


ASOSIASI
REMAJA
MRINEN
KRAJAN














ARMIKA dibentuk pada tanggal 20 mey 2004 di rumah Budi Permana pada acara rapat rutin remaja. ARMIKA sendiri merupakan kelanjutan dari organisasi ORARI(Organisasi Remaja Mrinen) yang semula dibina oleh Bu Wagiran. ORARI berdiri sudah cukup lama dan telah mengadakan kegiatan-kegiatan di desa mrinen, khususnya Krajan wilayah barat. Akan tetapi, karena upaya pembinaan kurang mewadahi apre
siasi para remaja, maka kemudian organisasi ORARI dibubarkan sementara lalu dilanjutkan dengan membentuk ARMIKA sebagai follow up dari langkah organisasi. Dalam pembentukannya, ARMIKA juga merekrut anggota-anggota muda baru yang berkisar antara SMP-SMA. Tapi tak menutup juga untuk menerima anggota yang sudah dewasa yang sebelumnya belum terlibat dalam keorganisasian remaja di Mrinen, khususnya Krajan wilayah barat. Seiring dengan upaya pembentukan wajah dan karakter organisasi remaja mrinan yang baru, maka susunan keanggotaan pun dirombak. Pembina ARMIKA dilimpahkan kepada para anggota tertua.











Sebelum nama ARMIKA ditetapkan, sebelumnya telah diadakan kontes membuat nama untuk organisasi remaja mrinen krajan yang baru ini. Kandidat
nama-nama yang akan dinominasikan pun unik-unik. Ada yang mengusulkan PARAMEK (Paguyuban Remaja Mrinen Krajan), OSRAM (Organisasi Remaja Mrinen), ORIEN (Organisasi Remaja Mrinen), dan ARMIKA (Asosiasi Remaja Mrinen Krajan) sendiri. Nama ARMIKA yang diusulkan oleh Indri akhirnya ditetapkan sebagai nama baru bagi organisasi remaja Krajan yang baru.

A R M I K A 2 0 0 4

Liputan ARMIKA dibuat pertama kali dalam format dokumentasi video. Dalam video ini,dimuat kegiatan=kegiatan remaja ARMIKA yang disentralkan antara bulan Juli-Agustus, bertepatan dengan momentum Hari Kemerdekaan Indonesia. Liputan ARMIKA 2004 terbagi ke dalam 2 disc. Disc 1 menyuguhkan berbagi kegiatan seperti; rapat rutin ARMIKA, piknik ARMIKA, sepak bola, dan liputan pra-agustusan. Disc 2 dikhususkan untuk meliput malam PENTAS SENI ARMIKA 2004.

A R M I K A 2 0 0 5
Sebagai kelanjutan program dokumentasi di tahun sebelumnya, ARMIKA 2005 menghadirkan format liputan yang sama dengan ARMIKA 2004. Dokumentasi audio-visual ini menambah isi liputan, seperti lomba-lomba agustusan, kerja bakti, dan volly.

A R M I K A 2 0 0 6
Tahun 2006, meskipun banyak dijumpai titik-titik kecil perpecahan antar beberapa remaja, tetap berhasil menyajikan kegiatan-kegiatan kreasi remaja dengan baik. Drama pada tahun 2006 merupakan drama yang paling sukses. Pada tahun ini pula, remaja sedang banyak mengalami krisis, baik dari sisi pendanaan kegiatan, juga dari sisi-sisi solidarritas generasi karena pada tahun ini banyak generasi ARMIKA yang merantau ketika belum sempat melakukan perekrutan anggota baru.

A R M I K A 2 0 0 7
Tahun 2007 merupakan tahun keberuntungan ARMIKA. Karena pada tahun ini mulai berrtumbuh ide-ide kreatif, banyak saldo sisa kas, dan tahun dimana jumlah terbanyak anggota remaja dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. ARMIKA 2007 kemudian menjadi poros permulaan bagi perkembangan industri kreatif ARMIKA, serta kemunculan THAMBORE studio dalam peranannya mempercantik perwajahan liputan ARMIKA di tahun-tahun berikutnya.

Desa Mrinen Riwayatmu Kini

Sudah hampir 100 tahun desa Mrinen hidup, tumbuh, dan berkembang di salah satu sudut timur kecamatan Kutowinangun, Kebumen. Pada 10 dekade itu, telah banyak cerita yang dituai dari generasi ke generasi, hingga akhirnya cerita-cerita di masa lampau pun tak lekang dalam sejarah dan dongeng.

Kini, setelah hampir 65 tahun Indonesia merdeka, mrinen telah melahirkan generasi-generasi muda kreatif yang selalu berkarya dalam kesenangan untuk membangun sebuah nama, sebuah catatan tentang kebanggaan akan menjadi bagian dari sebuah desa kecil yang luar biasa.

Sekitar permulaan tahun 1990, sekelompok pemuda kreatif dari kawasan dukuh Krajan membentuk sebuah organisasi dibawah binaan Karang Taruna desa untuk menyalurkan aspirasi dan kesenangan mereka dalam berdedikasi di setiap kegiatan Desa. Organisasi ini diberi nama Ikatan Remaja Mrinen. Sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan muda-mudi dari tiga pedukuhan Mrinen; Krajan, Keceme, dan Penularan. Berbagai kegiatan pun mulai diaktifkan, seperti dalam bidang olahraga, kesenian, sosial, pembangunan, dan kerohanian. Sampai beberapa tahun kemudian, pemuda-pemudi mrinen telah menjadi bagian penting dalam roda pemerintahan desa dan telah membentuk sebuah karakter yang kian matang untuk mempersiapkan figure bagi generasi berikutnya.

Sayangnya, keharmonisan pemuda tiga pedukuhan tidak berjalan mulus. Beberapa faktor telah mengganjal keakraban mereka. Namun, hal ini tidak menjadi masalah yang serius, dalam artian tidak menjadikan sebuah perpecahan. Kelompok-kelompok kecil pemuda mulai terbentuk. Meskipun terpecah ke dalam tiga sekat, bukan lantas menyurutkan kelancaran kegiatan muda-mudi desa mrinen. Beberapa fasilitas umum, seperti sarana olahraga, masjid, dan Balai Desa tetap menjadi alat pemersatu mereka.

Waktu akhirnya menantang segenap generasi untuk mempertahankan eksistensi pemuda dalam menghadapi perkembangan jaman. Setelah hampir 10 tahun digeembleng keadaan, akhirnya tampillah beberapa generasi pemenang yang tetap berkarya meski perkembangan era terus melanda. Tak seperti dukuh Penularan dan Keceme, pemuda-pemudi Krajan akhirnya berhasil membuktikan ketangguhannya. Meski sempat mengalami pasang-surut generasi, mereka tetap bertahan menghidupkan kegiatan-kegiatan Desa sebagai wujud apresiasi jiwa muda dan sisi Nasionalisme yang selayaknya dilestarikan dalam jiwa masing-masing pemuda.

NEXT POST: ARMIKA