Minggu, 06 September 2009

Desa Mrinen Riwayatmu Kini

Sudah hampir 100 tahun desa Mrinen hidup, tumbuh, dan berkembang di salah satu sudut timur kecamatan Kutowinangun, Kebumen. Pada 10 dekade itu, telah banyak cerita yang dituai dari generasi ke generasi, hingga akhirnya cerita-cerita di masa lampau pun tak lekang dalam sejarah dan dongeng.

Kini, setelah hampir 65 tahun Indonesia merdeka, mrinen telah melahirkan generasi-generasi muda kreatif yang selalu berkarya dalam kesenangan untuk membangun sebuah nama, sebuah catatan tentang kebanggaan akan menjadi bagian dari sebuah desa kecil yang luar biasa.

Sekitar permulaan tahun 1990, sekelompok pemuda kreatif dari kawasan dukuh Krajan membentuk sebuah organisasi dibawah binaan Karang Taruna desa untuk menyalurkan aspirasi dan kesenangan mereka dalam berdedikasi di setiap kegiatan Desa. Organisasi ini diberi nama Ikatan Remaja Mrinen. Sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan muda-mudi dari tiga pedukuhan Mrinen; Krajan, Keceme, dan Penularan. Berbagai kegiatan pun mulai diaktifkan, seperti dalam bidang olahraga, kesenian, sosial, pembangunan, dan kerohanian. Sampai beberapa tahun kemudian, pemuda-pemudi mrinen telah menjadi bagian penting dalam roda pemerintahan desa dan telah membentuk sebuah karakter yang kian matang untuk mempersiapkan figure bagi generasi berikutnya.

Sayangnya, keharmonisan pemuda tiga pedukuhan tidak berjalan mulus. Beberapa faktor telah mengganjal keakraban mereka. Namun, hal ini tidak menjadi masalah yang serius, dalam artian tidak menjadikan sebuah perpecahan. Kelompok-kelompok kecil pemuda mulai terbentuk. Meskipun terpecah ke dalam tiga sekat, bukan lantas menyurutkan kelancaran kegiatan muda-mudi desa mrinen. Beberapa fasilitas umum, seperti sarana olahraga, masjid, dan Balai Desa tetap menjadi alat pemersatu mereka.

Waktu akhirnya menantang segenap generasi untuk mempertahankan eksistensi pemuda dalam menghadapi perkembangan jaman. Setelah hampir 10 tahun digeembleng keadaan, akhirnya tampillah beberapa generasi pemenang yang tetap berkarya meski perkembangan era terus melanda. Tak seperti dukuh Penularan dan Keceme, pemuda-pemudi Krajan akhirnya berhasil membuktikan ketangguhannya. Meski sempat mengalami pasang-surut generasi, mereka tetap bertahan menghidupkan kegiatan-kegiatan Desa sebagai wujud apresiasi jiwa muda dan sisi Nasionalisme yang selayaknya dilestarikan dalam jiwa masing-masing pemuda.

NEXT POST: ARMIKA

1 komentar:

  1. Pak, berarti kalau alamat di peta gang Mrinen 1, yg ada SD Mrinen sebrang kuburan, rumah Mbah Harjo, Pak Nono, Bu Wati, dan Mbah Turmi itu masuk dukuh apa? Krajan ya?

    BalasHapus